web stats

Rabu, 07 Mei 2014

Potensi Sosial, Budaya, dan Agama bangsa Yahudi

Yahudi  pertama kali muncul pada masa middle kingdom di Mesir, tahun 2000 SM. Mereka hidup dengan mengembara, kemudian sampai di Kan’an (zamanNabi Ibrahim).  Mereka berkembang seiring munculnya peradaban-peradaban  besar  seperti Babilonia,  Asyiria, Phoenicia. Sekitar tahun 1200 SM Nabi   Musa  membawa  mereka ke Palestina setelah sebelumnya diperbudak oleh Fir’aun di Mesir.
Pada tahun 1200 SM sampai 900 SM, mereka mengalami periode independen, mereka punya pemerintahan sendiri yang dipimpin oleh raja mereka yang terkenal Nabi Daud kemudian dilanjutkan oleh Nabi Salomo. Setelah itu palestina pecah menjadi dua: Yehuda (Judah) dan Israel. 
Sekitar tahun 800 SM sampai 500 SM keturunan israel berada dalam dominasi Asyiria dan Babilonia.  Nebukadnezar  menyerang  Jerussalem  dan  mengakhiri riwayat kerajaan Yahudi(Judah). Bangsa Yahudi diusir ke Babilonia. Persia dipimpin kaisar Cyrus menaklukkan Babilonia dan mendominasi keturunan Israel dari tahun 500SM-300SM.  Mereka  kembali  ke Palestina dipimpin oleh Ezra. Kemudian Alexander dari Macedonia (bangsaYunani) mengalahkan Persia di Granicusserta menguasai Timur Tengah termasuk  Palestina.
  • Potensi Sosial Masyarakat Yahudi

Dalam Sistem Sosial Masyarakat Yahudi sebagian besar masyarakatnya adalah kaum miskin, petani pedesaan, dan pekerja tangan yang ahli, hal ini dicontohkan dengan pembangunan rumah masyarakat Yahudi, yaitu bangunan yang kecil, terdiri dari satu hingga empat kamar, yang terbuat dari batu atau batu bata. atapnya berupa balok kayu yang di atasnya diberi ranting dan lumpur. Tanah liat yang padat dan rapat menutup lantai. Selain pembangunan rumah yang unik masyarakat Yahudi juga air yang diberinama Kaesarea-Maritima,  itu merupakan salah satu karya arsitektur yang menakjubkan dari dunia kuno adalah kontruksi yang dibuat oleh Herodes Agung di kota pelabuhan besar di Kaesarea-Maritima, yang ditinggali empat puluh ribu orang lebih. Sebuah terowongan 10,5 kilometer (6 mil) melewati Gunung Karmel dan melubangi sumber air dibawah tanah. Terowongan ini berhubungan dengan saluran air yang sama panjangnya dan menyediakan air bersih bagi penduduk.
  • Kebudayaan Masyarakat Yahudi

Dalam Masyarakat yahudi terdapat Festival tahunan Hanukkah (perayaan cahaya) yaitu festival tahunan delapan hari pada musim dingin, lampu-lampu  dinyalakan  kembali dalam  setiap  rumah tangga Yahudi  untuk memperingati  kemenangan terhadap kaum makabe, kaum  makabe dikenal sebagai orang Hasmonea, memerintah Palestina selama hampir satu abad hingga  ketidak cakapan. Yang terjadi pada tahun 165 SM.
Alat musik  dalam keagamaan Yahudi sangat penting contohnya  Shofar yang digunakan pada waktu-waktu khusus menurut kalender Yahudi, terutama perayaan tahun baru dan hari penebusan dosa, shofar adalah tanduk domba jantan yang dibunyikan dengan cara ditiup. Selain itu ada pula Canang yang sekitar tahun 2100 SM digunakan sebagai alat musik pakusi dalam tata ibadah Yahudi yang paling awal di Bait Allah.
Bahasa Aram merupakan bahasa perdagangan yang utama di Timur Tengah pada waktu itu, dan selama di Babylonia, orang-orang Yahudi berbicara dengan bahasa itu dalam kehidupan sehari-hari. Dari tahun 300 SM, rabi-rabi Yahudi menulis penjelasan-penjelasan  yang berkaitan dengan kitab suci dalam bahasa Aram, danibadat Sinagoge tidak hanya menggunakan bahasa Ibrani tradisional, tetapi terlebih lagi bahasa Aram, yang dimengerti secara luas.
PerjamuanYahudi meskipun hukum yahudi memilki pedoman keras seperti mengenai makanan yang boleh dimakan dan tidak, makanan mereka sama sekali tidak membosankan atau hambar seperti yang disangka orang. Karena ternak dan unggas merupakan sumber penting untuk memperoleh susu, bulu domba, dantelur, daging biasanya dihidangkan dalam kesempatan khusus seperti harilibur dan pesta pernikahan. Akan tetapi, ikan (ikan yang tidak dianggap kotor) merupakan sumber protein. Makanan sering dipanggang di atas api terbuka, yang dikelilingi tembok sehingga asapnya tidak masuk kerumah. Seperti orang kristan, orang Yahudi berdoa sebelum makan.
  • Agama MasyarakatYahudi

    Orang Yahudi memiliki keyakinan Monoteisme yang ditegaskan dan dihargai. Dalam keyakinan masyarakat Yahudi golongan nabi-nabi diberi status tinggi, dan perasaan yang kuat akan ketersendirian berkembang menjadi ritual-ritual dan hukum-hukum yang unik bagi masyarakat Yahudi.
     Sejumlah kitab keagamaan Yahudi yang ditulis di antara periode Perjanjian Lama dan awal Perjanjian Baru secara kolektif dikenal sebagai Apokrif Perjanjian Lama. Kitab-kita bini adalah Tobit, Yudit, Kebijaksanaan Salomo  (disebut juga Kebijaksanaan), Sirakh,  Barukh,  SuratYeremia, I dan II Makabe,  dantambahan-tambahan Kitab Ester dan Daniel.
     KitabDoaManasyeserta I dan II Esdraskadang-kadang dimasukkan dalam kelompok itu. Beberapa kitab, seperti Sirakh ditempatkan dalam kelompok yang dikenal sebagai pustaka kebijaksanaan.
Kitab-kitab ini termasuk dalam Septuaginta terjemahan Perjanjian Lama dan karena itu di wariskan penggunaannya dalam Gereja Perdana, yang menggunakan Septuaginta sebagai Perjanjian Lamanya. Ketika hukum-hukum agama Yahudi ditetap kandalam kongsili Jamnia (kuranglebih 90 M),  Apokrif dikeluarkan. Gereja melanjutkan sebagai bagian dari Perjanjian Lama dan Kitab-Kitab Suci yang ditemukan pertama kali, kira-kira pada awal abad IV, Semuanya memuat apokrif.
     Akan tetapi, sejak abad itu, kanonisasi Apokrif betul-betul dipertanyakan oleh teolog-teolog penting seperti Athanasius dan Hieronimus (Hieronimus menarik keberatannya setelah dimarahi oleh Paus). Keberatan utama adalah bahwa Apokrif bukan merupakan bagian dari hukum-hukum agama Ibrani. Dasar keberatan yang lain adalah bahwa penulis-penulis perjanjian baru tidak pernah betul-betul mengutip dari Apokrif, meskipun mereka mengutip dari Septuaginta yang berisi Apokrif.
    Meskipun demekian, setelah kongsili dan dekret menegaskan hukum-hukum Perjanjian Lama dan Baru jauh dalam abad IV, seluruh gereja menerima Apokrif di dalam kitabSuci. Sejak itu, Apokrif tetap menjadi bagian dalam Kitab Suci Katolik dan   Ortodoks (Gereja-Gereja ini menunjuk Apokrif sebagai kitab-kitab“ Deuterokanonika”).  Pada waktu reformasi Luther dan yang lainnya sekali lagi muncul keberatan  yang  di suarakan  oleh  Athanasius  dan  kawan-kawan, membuang  Apokrif dari  Kitab Suci Protestan, dan meninggalkan berbagai aliran umat Kristen dengan Perjanjian Lama yang sedikit berbeda.

0 komentar:

Posting Komentar