Candi yang unik menjelaskan kesuburan manusia dengan seni bercintanya.
Bila ada yang mengatakan tabu, maka sungguh piciklah yang mengatakan demikian.
Lagi pula candi ini tidak kalah dalam mengambarkan seni bercinta seperti apa yang tertulis dalam buku Kamasutra.
Sungguh ironis pula bahwa kebudayaan yang sangat tinggi seperti candi
Sukuh dan buku Kamasutra dari India dikategorikan sebagai tabu dan
dilarang terbit di Indonesia.
Buku tentang candi Sukuh lengkap dengan gambar arca nya pernah saya baca
di perpustakaan negara di kota Berlin, Jerman. Rilef candi Sukuh tidak
kalah hebat bila di bandingkan dengan buku Kamasutra dari India.
Foto candi Sukuh dari lapangan depannya. Foto milik Kusmanto
Candi Sukuh yang ada kesamaan ornamen dengan suku Maya di Mexico maupun Inca di Peru. Foto milik Kusmanto
Apa boleh buat, banyak Arca berseni tinggi sudah tidak lagi berada di candi Sukuh.
Karena bentuknya dan bertema seni bercinta telah masuk pula dalam kategori tabu dan harus disimpan tersendiri.
Dengan kondisi pernyataan tabu untuk kalangan Indonesia, maka peneliti
asing lebih paham dari warga negara Indonesia sendiri yang sesungguh nya
pemilik dari candi Sukuh tersebut.
Candi Sukuh terletak di kelurahan Berjo, desa
Sukuh, Kecamatan Ngayoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Sekitar
35 kilometer dari Kota Solo. Dan sangat mudah ditempuh dengan kendaraan
pribadi. Lokasinya sejuk dilereng gunung Lawu, sekitar 1.100 meter
diatas permukaan laut.
Tentu saja kita orang Indonesia tau ada banyak,
tetapi apakah benar paham fungsinya masing masing candi dan
keterkaitannya satu candi dengan candi lainnya. Itulah yang membuat saya
tertarik untuk datang tiga kali ke Candi Sukuh.
Didalam bangunan ini ada ornamen Lingga dan Yoni. Foto milik Kusmanto
Ornamen Lingga dan Yoni. Foto milik Kusmanto
Candi Sukuh dibangun disekitar masa berakhirnya
kejayaan Majapahit. Pusat pemerintahan kerajaan Majapahit di desa
Trowulan mampu bercerita sampai ke Candi Sukuh ini. Candi Borobudur,
Candi Ratu Bokoh, Kerajaan Demak adalah sekian dari bagian kejayaan
Majapahit.
Bila Candi Borobudur menjadi candi upacara
keagamaan, dan candi Brahu adalah candi penyimpan abu pembakaran mayat
umat hindu-buddha, maka candi Sukuh adalah candi kesuburan dan candi
seni bercinta.
Masih banyak yang harus di teliti tentang keterkaitan candi ini dengan
candi di negara lain, seperti India terkaitnya tulisan sangsekerta dalam
buku Kamasutra maupun bangunan suku Maya di Amerika Tengah.
Coba pula perhatikan bangunan budaya Inca di Peru. Mustahil bila candi
Sukuh tidak ada keterkaitannya dengan budaya dari negara lainnya.
Bagaimana mungkin di negara negara yang sangat jauh, mampu menciptakan
bangunan dan ornamen erostis yang hampir sama seperti di candi Sukuh?
Ornamen berbentuk rahim yang ada gambar sel
sperma dan dua janin yang terhubung dengan rahim melalui tali plasenta.
Sayang sekali batunya sudah mulai berjamuran bercak putih. Foto milik
Kusmanto
Saat saya tiga kali datang ke candi Sukuh, ada yang
saya cari untuk saya foto. Tetapi saya selalu tidak berhasil bertanya
maupun menemukan apa yang saya masih ingat, saat saya membacanya di
Berlin, Jerman. Yaitu tidak saya temukan arca erotis, yang mengambarkan
batang penis yang sedang di genggam. Mungkin itu menceritakan tentang
onani. Yang saya bisa temukan adalah bentuk bentuk ornament tentang
Lingga (tongkat keperkasaan, batang penis) dan Yoni (kelamin wanita,
vagina).
Yang menarik untuk saya adalah rilef batu besar berbentuk Rahim.
Ada Zat atau ada partikel kecil atau benih yang digambarkan dalam batu
itu. Untuk pemikiran saya, adalah sel sperma dan sel telur yang menjadi
janin dalam Rahim. Luar biasa fantasi mereka yang diterjemahkan dalam
bentuk rilef di candi Sukuh.
Ornamen yang tidak seperti biasanya ada di Candi Indonesia. Foto milik Kusmanto
Ada tiga batu besar berbentuk kura kura sebagai lambang keperkasaan pria. Foto milik Kusmanto
Ada pula batu besar berbentuk kura kura, yang sebagai lambang keperkasaan pria.
Sungguh indah batu kura kura itu untuk kita berfoto. Dengan seni foto
yang baik, akan tercipta foto yang berselera tinggi dan berbudaya sangat
tua.
Ada banyak cerita dongeng atau sejarah yang saya tidak percaya, saya yakin itu adalah ngawur.
Tetapi ada bukti bahwa ada relief yang bentuk Lingga dan Yoni.
Barangkali ini adalah candi pemujaan bila saja ada keluarga yang belum bisa mempunyai keturunan.
Secara ilmu kedokteran, memang ada pasangan suami istri di dunia ini
berkisar 2 persen tidak mempunyai keturunan. Walaupun setelah
pemeriksaan medis, pasangan suami dan istri bisa saja berbadan sehat.
Secara klinis berbadan sehat, tetapi secara pernikahan tidak mempunyai keturunan.
Mungkin disinilah mereka berdoa dan ber-ritual untuk mendapatkan keturunan dan kebahagiaan rumah tangga.
Sedangkan cerita uji coba test keperawanan, menurut saya adalah cerita bohongan saja.
Tidaklah mungkin candi yang sakral dibuat untuk pembuktian yang tidak
relevan, walaupun dijaman itu sudah banyak pula cerita tentang hamil
diluar nikah maupun cerita para selir.
Datanglah dan lihatlah candi yang sangat umik ini.
Candi yang berbeda design dari candi lainnya di pulau Jawa..
Selain lingkungkan candi yang sangat indah dan unik, juga jalan menuju candi itu sangat indah.
Pemandangan kebun teh dan pengunungan sangat indah untuk kita bersantai
santai di pinggir jalan untuk menikmati indahnya alam lereng gunung
Lawu.